Kamis, 26 Maret 2015

1, 1, 1

Anda Jago dalam hal berhitung?
Banyak orang yang pandai dalam berhitung, namun tidak banyak orang yang dapat memperhitungkan sesuatu hal. Dalam pelajaran matematika, pasti kalian pernah mempelajari materi tentang "peluang". Ya, materi dalam pelajaran matematika yang paling sering di temui dalam kehidupan nyata. Namun, tetap saja dalam pelajaran itu hanya terjadi pada hal yang bersifat materi atau kebendaan. Misalnya, berapa presentase peluang munculnya angka dadu, terambilnya bola berwarna merah, dengan parameter-parameter yang bersifat kebendaan juga.

Sebenarnya kalau kita tela'ah, kehidupan di dunia ini berdasarkan logika - logika matematika dan ilmu Alam dan juga ilmu pasti. Tapi bukan berarti dia-dia yang bersekolah dengan jurusan Ilmu Pasti (sekarang IPA) adalah orang-orang yang akan bisa memperhitungkan segalanya dan bisa membuat perhitungan yang tepat.

Dalam hal kehidupan sosial, teori perhitungan itu tidak sepenuhnya bisa berlaku. Ada banyak faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam perhitungan. Karena dalam hal kehidupan sosial yang bekerja tidak hanya otak dan logika, namun juga perasaan, hati, rasa empati, toleransi, dan berbagai macam sifat-sifat bukan kebendaan yang ada pada manusia.

Di ilmu pasti, kita dapat menghitung 1+1=2; 2+2=4; 1+1+1+1+ ....+1= ~. tapi dalam kehidupan sosial itu bisa saja menghasilkan hasil perhitungan yang berbeda. contohnya 1+1=3, bila di kaitkan dengan perhitungan matematis, jelas itu tidak mungkin. karena sudah jelas 1+1=2. Namun kita berbicara dalam koridor sosial, dimana 1+1 ≠ 1. seorang pria di tambahkan seorang wanita, 1 tahun kemudian menjadi 3. sebuah teori di pertemukan dengan teori lainnya, menjadi teori baru yang dimana teori-teori yang bertemu itu masih tetap bertahan. Disini jelas 1+1=3.
Seorang yang berniat jahat, bertemu seorang yang baik. Positif bertemu dengan Negatif, bisa jadi menjadi keduanya negatif atau menjadi positif, kemungkinan juga menjadi netral. Diantara semua hasil perhitungan matematis dalam kehidupan sosial, yang paling sulit adalah membuat 1+1=1.

Kenapa? karena pada dasarnya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling serakah, egois, dan tidak mau kalah. Hal ini terjadi pada faedah dalam kelompok. Ya, membuat pemikiran dan tujuan dari masing-masing anggota menjadi satu visi. 




Senin, 16 Maret 2015

Perbandingan Kekuatan Kaca Polos dengan Tempered

Kaca adalah material yang terdiri dari unsur silika dan beberapa unsur unsur pembentuknya.
Pembuatan Kaca sendiri berawal dari daerah sekitar Mesopotamia, 7000an tahun yang lalu. Benda-benda tersebut terbuat dari kaca yang di temukan bersamaan dengan perhiasan mewah yang terbuat dari logam mulia dan batu berharga (gemstone) (kalau di Indonesia batu akik). Sedangkan kaca sebagai bahan bangunan mulai digunakan setelah kaca lembaran dapat dibuat secara massal di Roma, yaitu sekitar tahun 30 SM - 345 M, dengan teknik yang disebut sebagai teknik tiup. Meskipun kaca lembaran yang dihasilkan berukuran kecil dan dengan mutu yang kurang baik, namun teknik tiup ini tetap dipakai hingga abad XVII.

Baru pada awal abad ke XX, teknik ini mengalami mekanisasi sehingga dapat menghasilkan kaca lembaran yang berukuran lebih besar. Metode berikutnya yang dikembangkan adalah suatu proses dimana cairan kaca yang masih membara ditarik terus menerus dari tungku peleburan melalui sejumlah rol. Kaca lembaran yang dihasilkan dengan metode ini ("Slit Method") memiliki permukaan yang kurang rata dan menyebabkan distorsi terhadap arah pandangan.

Float Process (proses pengambangan) secara prinsip dapat diceritakan sebagai berikut : campuran bahan baku kaca setelah dilebur dalam tungku (melting furnace) pada suhu +- 1.700 derajat Celcius. dialirkan ke dalam bak yang berisi cairan timah dan diambangkan diatas cairan timah tersebut (float bath). pada ujung lain, cairan kaca yang mulai mengental (+- 1.100 derajat Celcius) ditarik keluar dari float bath dan dinginkan secara perlahan dalam terowongan pendingin (annealing lehr) hingga temperatur +- 70 derajat Celcius dan siap dipotong sesuai ukuran yang ditentukan. 

Karena sifat cairan itu sendiri yang selalu memiliki permukaan yang rata, maka kaca yang dihasilkan dengan proses pengambangan (cairan) ini merupakan kaca lembaran dengan mutu tinggi, permukaannya yang rata sejajar dan bebas distorsi. Hasil kaca ini disebut dengan Float Glass

Tempered Glass
Kaca Tempered merupakan kaca yang diperkeras dengan cara memanaskan kaca float biasa hignga mencapai temperatur sekitar 700 derajat Celcius dan kemudian didinginkan mendadak dengan menyemburkan udara secara merata pada dua permukaan kaca. Dari proses ini maka terjadi perubahan fisik kaca yaitu terjadi perubahan gaya tekan dan gaya tarik pada kaca, tetapi secara visual tidak terjadi perubahan.

Karakteristik Umum dari kaca tempered ini memiliki kekuatan mampu mencapai 3 s/d 5 kali lipat dari kekuatan kaca biasa terhadap beban angin, tekanan air, benturan dan sebagainya dengan ketebalan kaca yang sama. Kaca tempered ini juga tahan terhada perubahan temperatur yang tinggi dan cepat (thermal shock) maka kaca tempered ini memiliki kemampuan 3 kali lebih besar dari kemampua kaca float biasa. Dan jika pecah, pecahan kaca tempered ini berbentuk kecil-kecil dan tumpul, sehingga sangat aman bagi manusia.

Kaca tempered ini biasanya digunakan sebagai Pintu Frameless (pintu tanpa rangka), dinding kaca bangunan dengan tingkat keamanan yang tinggi, furniture dan dekorasi, kaca jendela kendaraan bermotor, dan penggunaan lainnya yang memerlukan kaca dengan kekuatan khusus.

Akan tetapi karena kaca tempered ini memiliki keseimbangan yang baik sekali antara tegangan tekan dengan tegangan tariknya, maka kaca tempered ini TIDAK BOLEH DIGANGGU OLEH PROSES LANJUT. yang artinya setelah kaca mengalami proses tempered, kaca ini sudah tidak dapat diproses lebih lanjut lagi. Seperti proses Pemotongan, Gosok, bevel, bor, coak, dan lain-lain. Oleh karena itu sebelum kaca memasuki proses tempered, SEMUA UKURAN, BENTUK, POSISI LUBANG COAK, GOSOK, dan proses lainnya HARUS SUDAH DITENTUKAN DENGAN PASTI DAN TIDAK ADA PERUBAHAN.